Kamis, 30 April 2009

Bagaimana mengatasi kolik pada bayi ?

Masih ingat dengan istilah kolik pada bayi kan?kalau lupa baca artikel sebelumnya
Hal pertama yang perlu Anda lakukan bila anak anda menangis terus adalah berkonsultasi dengan dokter anak. Bila tidak ditemukan penyakit berbahaya seperti yang telah disebutkan di artikel sebelumnya, maka dokter akan mencari kemungkinan lain, yang biasanya berhubungan dengan pencernaan. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani kolik pada bayi
  • Mendiamkan bayi menangis Banyak cara yang dapat dilakukan orang tua untuk menenangkan bayinya yang menangis. Cara tradisional dengan menaruhnya dalam ayunan, atau mengajak bayi berjalan-jalan dalam kereta dorongnya sering merupakan cara yang efektif. Bisa juga Anda mengajaknya bermobil mengitari blok rumah. Cara terakhir ini sebenarnya merupakan kombinasi dari 2 cara pertama, yaitu mengayun dan berjalan-jalan.
    Suara kipas angin, musik, atau vacuum cleaner sering pula efektif untuk menenangkan bayi. Tampaknya bunyi-bunyian tersebut mirip bunyi-bunyian dalam kandungan ibu. Beberapa ahli menganjurkan pula pemijatan ringan di daerah kolik pada bayi.
  • Perhatikan teknik menyusui Untuk menghindari kolik, bila menyusui bayi, pastikan mulut bayi melekat pas pada puting susu ibu. Bila tidak pas, selain bayi akan menelan udara berlebihan, ASI yang dikonsumsi bayi juga akan kurang. Di samping itu, jika bayi menyusu hanya sekejap pada tiap payudara, kepuasan menyusu pada bayi juga akan berkurang. Ini karena bayi hanya minum susu awal, yang banyak mengandung aktosa (gula susu), tetapi rendah kandungan lemak dan proteinnya. Padahal, masukan laktosa yang tinggi bisa menimbulkan gangguan penyerapan laktosa, yang bisa mengakibatkan bayi mengalami kembung dan nyeri perut.
  • Diet ibu Penelitian menunjukkan bahwa sekitar sepertiga kasus kolik pada bayi disebabkan oleh alergi terhadap protein susu sapi. Senyawa ini dapat ditemukan pada ASI dari ibu yang mengkonsumsi susu sapi. Dalam kondisi ini, sebaiknya ibu tidak mengkonsumsi susu sapi. Bila kemudian kondisi bayi ternyata membaik, maka diet ibu yang bebas susu sapi harus terus dipertahankan selama 3-4 minggu atau mungkin lebih. Namun, bila dengan cara ini ternyata kolik pada bayi tidak mereda dalam waktu 4-5 hari, maka ibu dapat kembali ke diet semula. Karena berarti kolik itu bukan disebabkan oleh diet ibu.
  • Bayi yang tidak minum ASI Pada bayi yang minum susu formula (susu botol), perlu diperhatikan apakah teknik pemberian susu botol sudah betul. Pastikan pengenceran susu sudah dilakukan sesuai dengan petunjuk pabrik. Jika susu terlalu encer akan menimbulkan rasa lapar. Sedangkan jika susu terlalu pekat akan menimbulkan diare dan kembung. Pastikan pula bahwa bayi cukup mengkonsumsi susu, sesuai dengan yang dibutuhkannya. Sebagai patokan, bayi harus minum sedikitnya 150 ml perkilogram berat badan per 24 jam. Perlu pula diperhatikan apakah dot yang dipakai cocok untuk mulut bayi Anda dan lubang dotnya cukup lebar untuk mengalirkan susu. Sempitnya lubang dot membuat bayi kelihatan rakus menghisap tetapi justru udara yang banyak tertelan.
    Pada 2-5% kasus, kolik pada bayi disebabkan oleh intoleransi susu sapi. Selain kolik, gejala lain yang timbul adalah diare dan berat badan sukar naik. Pada keadaan ini bila bayi tidak diberi ASI, maka diperlukan susu formula yang tidak mengandung protein susu sapi atau formula susu kedele.
  • Hindari berganti-ganti susu formula

    Menukar-nukar susu tanpa konsultasi dengan dokter sering dilakukan ibu yang frustasi melihat anaknya menangis terus. Sebenarnya, tanpa indikasi yang jelas, tindakan mengganti-ganti susu ini tidak bermanfaat.
  • Hindari penggunaan sembarang obat

    Penggunaan obat dalam mengatasi kolik pada bayi amat terbatas. Bermacam-macam obat telah dicoba, tetapi hasilnya mengecewakan. Selain tidak bermanfaat, pemberian obat juga dapat memberikan efek samping yang membahayakan.
  • Dukungan keluarga Perlu diingat bahwa kolik pada bayi dapat menimbulkan perasaan stres yang amat besar bagi seluruh anggota keluarga. Mereka akan merasa bersalah dan gagal, karena upaya untuk menenangkan nbayi tampak sia-sia, dan bahkan menambah tangis sang bayi. Pada keadaan ini dukungan keluarga atau teman amat dibutuhkan. Carilah seseorang yang dapat diajak berbagi perasaan atau penderitaan. Menitipkan bayi untuk sementara waktu pada orang lain (ibu, mertua, atau baby sitter) mungkin bermanfaat, agar orang tua dapat santai sejenak, terlepas dari situasi tegang tersebut.
    Penting sekali menangani bayi kolik sedini mungkin. Karena, perasaan yang tidak menyenangkan, tentu bukan merupakan awal yang baik untuk menempuh kehidupan selanjutnya.
Agus Firmansyah at website ikatan dokter anak indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar